This very minutes i write this post, i'm in a very happy mood :D
Happy Ending
Saturday, 4 April 2009
Posted by Mezz at Saturday, April 04, 2009 3 comments
Labels: Experience, Schoolism
To Sum It Up
Sunday, 29 March 2009
Posted by Mezz at Sunday, March 29, 2009 0 comments
Labels: Experience, Popular Issue
Angkot talks
Thursday, 5 February 2009
Gue kira hari ini akan sangat membosankan, tapi ternyata ada sedikit yang menghibur gue. Pas pulang naek angkot, seperti biasa, gue dengerin musik buat ngilangin rasa bosen gue, tapi di tengah perjalanan, gue baru menyadari sesuatu hal. Ternyata supir angkotnya lagi nelpon, dan suaranya cukup jelas untuk gue denger, karena iseng plus penasaran, gue copot satu headset gue supaya bisa nguping..(hehe, evil me..)
Yang gue denger awal2 begini:
"(dengan nada keras) Kamu ini gimana sih? Kok gitu? Abang uda baek2 minta ijin sama kamu supaya selamat, abang ini bukan pergi di dalem kota doang, abang perginya ke luar kota, kok kamu malah ini itu ini itu!" (oh, gue baru tau ternyata supir angkotnya ini lagi ke luar kota toh ceritanya..haha, kotanya dimana bang?)
"Abang nggak suka cara kamu begini! Kurang baek apa sih abang? Apa abang kurang menghargai kamu? Abang udah mohon ijin ke kamu coba, kurang apa lagi??!!" (kurang teriak bang ngomongnya..)
"Gini deh, abang udah lembek kamu yang keras. Gimana sih?! Abang udah lembek gini eh malah kamu yang keras. Nanti kalo abang keras, kamu nangis, kamu tau kan abang kalo udah keras kayak apa!" (lah lah lah.. kok?)
"Kayak apa kata kamu? Abang kayak setan kalo lagi keras??!!(sambil ketawa2)" (yes, setan, of course it suits, haha..)
"Ya gini deh, kamu kan tau tadi abang abis dateng ke kawinan temen abang. Tadi abang ke rumah mempelai wanitanya, mau apa itu namanya?(sambil nanya ke temen sebelahnya) Akad nikah, iya yang ada qabul qabul nya itu.." (ijab qabul kali bang, tapi tadi katanya ke luar kota bang? haha..)
"Hah, mempelai prianya bawa apa ke sana? Cuma bawa ATM doang! Haha, kamu tau nggak ATM apa?" (lah lah? kali dah bang bawa Automatic Teller Machine buat akad nikah??)
"Masa nggak tau sih, ATM tuh.. (nanya ke temen sebelahnya lagi), itu lho, Alat Tusuk Manual!!" (oh, alat tusuk manual, oke.. *catet*)
Tiba-tiba segerombolan anak-anak SD masuk sambil ribut2 sampe sampe gue gak bisa denger jelas omongan abang2nya. Abangnya juga keliatan jengkel dengan kehadiran para bocah itu. Setelah beberapa menit, baru ada anak yang sadar kalo abangnya lagi nelpon, dan mereka berhenti berisik sementara, mungkin buat nguping juga. Karena keputus berisik itu, kalimat yang gue denger berikutnya agak gak nyambung..
"Oke nanti ya jam 6? Ato malem jumat ja? Tapi kamu jangan lupa nanti bawa selimut sama celana abang." (LAH LAH LAH????)
"Hah? Apa? Nggak boleh gitu dong, nggak usah diliat harganya gitu dong, kalo kamu gitu nanti abang ganti deh, berapa sih, gocap palingan." (oke, gue mulai bingung omongannya udah menjurus kemana..)
Gue liat, bocah2 SD itu pada ketawa2, entah karena omongan si supir atau hal lucu lainnya.
Setelah itu kayaknya si supir masih ngemeng2 lagi sampe akhirnya pulsa hapenya (atau jangan2 punya temennya) itu abis.
Oke pelajaran yang bisa diambil dari hari ini adalah:
- Hindari menelpon sambil mengendarai kendaraan, apalagi kendaraan umum.
- Hindari berbicara yang mengundang salah paham, terutama di depan bocah SD.
- Hindari ATM.
Haha, see ya on the next post!!
Posted by Mezz at Thursday, February 05, 2009 0 comments
Labels: Experience, Random Things
Obsession
Monday, 26 January 2009
Posted by Mezz at Monday, January 26, 2009 3 comments
Labels: Random Things, Thoughts
Villainism over Heroism
Monday, 15 December 2008
Superman, Batman, Spiderman, and the other superheroes, is not interesting for me. I think those heroes are lame, wearing those silly costumes and striving for the o-lame plots.. Everytime i watched a superhero movie, something that interest me the most is the villains.. Yep, Lex Luthor, Joker, Mr. Freeze, Poison Ivy, Venom, Green Goblin, etc, arent they cool? Their schemes, strategies, weapons, all of them is nearly flawless. What makes them lost in the ending is because they told all of their plans to the heroes, right when the heroes is cornered..
Entah kenapa, pikiran itu selalu ada di kepala gue. Gue selalu lebih tertarik sama para supervillain daripada superhero. Kenapa? Ada beberapa alasan kenapa menurut gue supervillain itu lebih keren daripada superhero.
Pertama, berdasarkan rencana kejahatan si supervillain, bisa dipastikan bahwa otak dan pemikiran para supervillain itu lebih maju dan dinamis. Mereka selalu melakukan sesuatu yang antisipatif terhadap kekuatan dan kemampuan si superhero. Rencana mereka diperkirakan sebegitu matangnya. Berbeda dengan para hero yang biasanya mendapatkan kemenangan agar filmnya bisa happy ending.
Kedua, biasanya villain menjunjung keteraturan dan selalu memiliki keunikan. Entah kenapa ada hal dari para supervillain yang membuat gue selalu kagum dan terheran-heran. Mungkin karena pengorganisasian mereka lebih teratur. Dan selalu ada ciri khas unik buat para supervillain yang beda dari ciri khas para superhero.
Ketiga, pasti setiap supervillain punya masa lalu yang tertindas, yang membuat mereka menjadi sangat benci dengan kaum manusia, termasuk para superhero. Ini berarti, mereka pantas untuk marah atas setiap perlakuan yang mereka terima di kehidupan masa lalunya. Meskipun tidak seharusnya mereka menjadi sosok yang jahat, tetep aja, harus ada hukuman dan kebijakan atas setiap ketidakadilan. Dan ini yang tidak mereka dapatkan di masa lalunya.
Keempat, appearance. Setiap supervillain selalu punya penampilan yang berbeda dan menarik (setidaknya di mata gue..). Dan itu lah yang membuat gue setiap nonton film (baik movie ataupun anime), selalu penasaran seperti apa villain yang akan dimunculkan. Penasaran dengan ending itu basi, karena most of them happy ending.
Pokoknya supervillain is cooler than superhero, hahaha..
P.S. : Am I psycho? Maybe.. Hahaha.. :D
Posted by Mezz at Monday, December 15, 2008 3 comments
Labels: Popular Issue, Random Things, Thoughts
Toothache and Heartache
Wednesday, 26 November 2008
Kemaren ini, pas lagi di sekolah, ada temen gue yang nanya:
"Sakitan mana Mez, sakit gigi apa sakit hati?"
Sekilas dan tanpa pikir panjang gue jawab "Sakit gigi lah, lebih real rasa sakitnya!". Tapi beberapa kilas, gue mulai mikir, meskipun sakit gigi itu real rasa sakitnya, tapi yang namanya sakit hati itu sangat relatif. Sakit hati bisa terasa sangat sakit kalo si penderita mensugestikan dirinya benar2 tersakiti. Itu semua pilihan, rasa sakit hati itu berupa pilihan yang lo ambil pada kondisi emosional lo. Dan akhirnya gue ralat jawaban gue, "Eh nggak deng, semua tergantung orangnya!".
Mungkin ada sebagian orang yang menganggap sakit hati itu sepele dan kesannya terlalu dibuat-buat. Tapi sebagian lainnya nggak menganggap begitu. Menurut mereka sakit hati itu lebih parah dari sakit apapun juga. Sekalinya lo sakit hati, seluruh anggota tubuh lo akan terbawa dan terpaksa meyakini bahwa lo sakit hati. In results, nggak jarang orang yang sakit hati berlebihan bisa melakukan hal-hal yang tidak rasional. Semua itu karena saat mereka sakit hati, pengendali utama tubuh mereka adalah hati mereka yang sedang larut dalam emosi. Kembali lagi, semua tergantung si penderita, apakah dia ingin berlarut larut dalam emosinya, atau memilih untuk mencoba tegar.
Tapi apa semua orang bisa memilih untuk mencoba tegar? Nggak. Di teater kehidupan ini, selalu ada orang yang mendapatkan peran yang menyedihkan, dan dalam scene mereka, nggak ada happy ending, setidaknya untuk satu scene saja. Mereka terpaksa harus mengalami satu scene menyedihkan itu, karena mungkin itu lah yang disebut dengan takdir. Scene yang mereka lalui itu mungkin tidak sepenuhnya hasil pilihan yang ia buat dalam hidupnya, namun pilihan yang orang lain buat pun juga menentukan nasibnya.
Selalu ada pemeran utama yang mendapatkan scene yang penuh dilema, namun berujung bahagia. Tapi tak sekali pun mereka memperhatikan nasib para pemeran yang tidak mendapatkan happy ending dalam scene-nya. Menyedihkan? Ya. Bahkan sangat memuakkan apabila ternyata, si pemeran utama itu lah yang membuat nasib pemeran tokoh lainnya jadi menyedihkan dan tanpa happy ending, dan si pemeran utama dengan kurang ajarnya meninggalkan seseorang itu tanpa merasa tidak adil.
Dalam beberapa kasus, bukan wewenang kita untuk memilih mendapatkan scene yang endingnya begini atau begitu. Terutama dalam kasus-kasus sakit hati. Sakit hati yang penyebabnya berupa rasa cinta atau sayang atau suka atau nafsu belaka atau apalah itu. Tapi pastinya, selalu ada jalan untuk memperbaiki scene kita yang tidak happy ending itu. Dimanakah jalan itu? Semuanya kembali tergantung pada diri kita masing-masing.
P.S. : Apa mungkin kalo ada Fakultas Kedokteran Cinta akan lebih digemari daripada Fakultas Kedokteran Gigi? :P
Posted by Mezz at Wednesday, November 26, 2008 1 comments
Falling
Sunday, 16 November 2008
Have you ever fall into your deepest thoughts?
Have you ever realize that everyday, everytime, and everywhere you spent your days, you've been falling into an unknown and mysterious dimension called "fate"?
Posted by Mezz at Sunday, November 16, 2008 0 comments
Labels: Artisanship, Thoughts